Indra Catri Sambut Tamu Dari Malaysia Untuk Mengikuti Seminar Kepahlawanan Buya Hamka


Bupati Agam, Indra Catri Bersama keluarga besar ABIM mengunjungi pemakaman Buya Hamka.
Bupati Agam, Indra Catri Bersama keluarga besar ABIM mengunjungi pemakaman Buya Hamka.

AGAM, PADANGTODAY.com-Bupati Agam Indra Catri beserta istrinya Ny. Vita Indra Catri menyambut baik kedatangan tamu dari WADAH, ABIM, PKPIM asal Malaysia, Kamis (19/2) kemaren di kediamannya. Tujuan kedatangan tamu dari Malaysia ini dalam rangka mengikuti Seminar Internasional tentang Kepahlawanan dan kesastrawan Buya Hamka, yang digelar hari ini, Sabtu (21/2) di Auditorium IPDN Kecamatan Baso.

Selain itu, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Agam juga ikut menyambut kedatangan tamu ini yang berjumlah ratusan orang, dan dimeriahkan dengan seni khas adat budaya minangkabau yakni tambua tansa, silek, dan sekapur sirih.

Kemudian tamu dari keluarga besar dari Malaysia tersebut juga dijamu dengan makanan khas Sumatera Barat berupa rendang, dan yang lainnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Agam Indra Catri menyambut baik kedatangan mereka, dan ini juga merupakan suatu kebanggaan baginya untuk mempererat tali silaturahmi.

“Mudah-mudahan pertemuan ini membawa berkah dan bermanfaat bagi masyarakat, sudah lama pertemuan seperti ini di idam-idamkan, apa lagi pertemuan ini juga membawa misi yang khusus yakni mengangkat harkat salah seorang pahlawan Kabupaten Agam, yaitu Buya Hakma,” katanya.

Dia menjelaskan, Kabupaten Agam salah satu dari 19 Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat, yang merupakan basis peninggalan sejarah atau pembangunan berbasis budaya yaitu “adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah”.

“Ada satu catatan sejarah bahwa banyak pahlawan dan budayawan lahir dan dibesarkan di negeri yang bertuah ini, minangkabau menghasilkan pahlawan, budayawan dan alim ulama, sebagian besar itu dari luhak agam,” jelasnya lagi.

Sementara itu, untuk kuliner juga ada di daerah ini, ada palai rinuak, rendang, kepala ikan, yang merupakan berbasis sayuran dan ikan, itu sudah tercermin dalam karya-karya Hamka, yang diserasikan dari alqur’an, hadist dan pepatah petitih.

Hampir seluruh karya-karya hamka atau karya-karya pujangga dari minangkabau, inspirasinya bersunah dari alqur’an dan hadist, tidak mungkin bisa mengarang sedemikian rupa, karena Hamka hafal hafiz
alqur’am, hadist dan pepatah petitih Minang. Maka dari itu bisa mengarang karya besar dan buku-buku, kami takut kehilangan hal itu.

“Mudah-mudahan kami tetap bisa menghasilkan duta-duta terbaik yang bisa kami distribusikan di dunia intrernasional,” harapnya.

Sementara Presiden Wadah keluarga besar Malaysia H. Ahmad Ahzan Bin Abdullah mengatakan, bahwa sudah merasa di rumah sendiri, apalagi disambut sebagai sang raja yang tidak mungkin dia dapatkan di
Malaysia.

Dia mengatakan, kedatangannya ini karena Buya Hamka, sebab mereka juga mengidolakan sosok pahlawan yang bernama Buya Hamka.

“Sebelumnya kami sudah pernah ke Kabupaten Agam pada tahun 2000 lalu, tiap tahun kami membawa rombongan, sehingga di Malaysia kami juga lakukan pengenalan tentang Buya Hamka pada generasi muda. Secara tidak langsung danau maninjau sudah jadi salah satu situs wisatawan di masyarakat malaysia,” katanya.

Buya Hamka ini sangat penting bagi kami, karena ramai ulama-ulama muda dari pada yang belajar dari timur tengah, ketika pulang mereka tidak memahami budaya dakwah, dalam konteks orang melayu tidak mengerti, jadi mereka hanya membawa pengalaman, dan mereka tidak tau bagaimana dakwah bisa berkembang di alam melayu.

“Kita mengangkat Buya Hamka, karena kami nampak sosok yang bisa menyatukan kita di alam Melayu yaitu Buya Hamka, maka dari itu kami datang ke Kabupaten Agam. Selain itu hubungan dengan ranah minang akan erat dengan mengangkat Buya Hamka sebagai seorang tokoh ulama pemersatu dan yang sangat sentral dalam konteks pendakwahan di alam Melayu,ungkapnya.

Prinsip melalui seminar ini akan menggali nilai-nilai kependidikan dan kepahlawanannya dan kesastrawan Buya Hamka. Nama asli beliau H.Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal di masyarakat luas Buya Hamka. Beliau merupakan sosok ulama multitalenta. Di antaranya, keulamaan dan darah sastrawan yang mengalir kental dalam dirinya. Dengan dua talenta tersebut, banyak karya-karya hebat yang telah dilahirkannya.

Kali ini warisan Buya Hamka masih menjadi kebanggaan umat Islam bahkan telah dijadikan oleh perguruan tinggi untuk dijadikan refrensi dalam menyusun skripsi dan tesis, yakni tafsir Al-Azhar.

Selain itu, karya sastranya yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Kedua naskah tersebut sudah ditonton oleh jutaan umat seluruh Nusantara.

Namun sayang, semua talenta yang dimiliki Buya Hamka tidak satu pun terwariskan kepada generasi penerus bangsa secara mutlak saat ini. Tapi Pemkab Agam oftimis akan melahirankan talenta Buya Hamka tersebut, kalau kesatrawannya ada penggantinya. Namun belum terliat secara zahiriah, kata Asisten I Pemkab Agam Martias Wanto Dt Maruhun yang merupakan ketua panitia pelaksanaan seminar.

Dia menambahkan, seminar tersebut nantinya menggali perjuangan keulamaan Buya Hamka dalam membangun umat sebagai manifestasi dan bersinergi kependidikan.ungkapnya.

“Mungkin tidak banyak bisa ditemukan sosok seperti Buya Hamka saat ini. Tujuan kita melalui seminar ini, bagaimana kita transfer kembali talenta dan semngat ketokohannya yang dimiliki Buya Hamka ke generasi penerus,” terangnya.

Bupati kabupaten Agam, Indra Catri mengatakan, Buya Hamka merupakan ulama yang memiliki pengetahuan umum luas. Bahkan, semasa mudanya, Buya Hamka sempat menjadi wartawan di beberapa media lokal dan menjadi editor di Majalah Al Mahdi,katanya.

Dia menambahkan, Kepawhlawanan Buya Hamka ini akan dijadikan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah yang tesebar di Kabupaten Agam, guna untuk dikenang dan dipelajari oleh generasi penerus supaya sosok keulamaan dan kesastrawannya juga tak memudar di bumi Agam ini, tutupanya. (martunis)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *