Pertumbuhan UKM Tekan Angka Pengangguran


Salah satu pengrajin pembuat sangkar ayam, Nurliyus di Kabupaten Padangpariaman.
Salah satu pengrajin pembuat sangkar ayam, Nurliyus di Kabupaten Padangpariaman.

Padangpariaman, PADANGTODAY.com – Pasca gempa tahun 2009 yang lalu hingga kini banyak masyarakat Kabupaten Padangpariaman yang bergerak dalam Usaha Kecil Menengah (UKM). Mulai dari membuat berbagai kerajinan tangan dan usaha dagang kecil-kecilnya.

Rutinitas yang dilakukan masyarakat tersebut telah dapat mendokrak perekonomian masing-masing mereka disamping usaha menjadi seorang petani sawah. Kondisi itu sampai sekarang berjalan pada setiap nagari di daerah ini.

Mereka membuat atap rumbia, kerajinan anyaman tikar dari pandan dan jenis sulaman kain dengan mukena. Tak heran berberap nagari telah terkenal dengan kondisi UKM kerajinan tangan manusia. Tidak itu saja mereka juga mengolah kelapa menjadi minyak.

Bahkan kelapa dengan turunann mereka olah untuk dijadikan sebuah produksi. Sehingga hasil produksi mereka dapat meningkatkan ekonomi. Seperti membuat VCO ( minyak muni kelapa ). Minyak tersebut saat laku keras di pasaran.

“Kita sangat mendukung masyarakat yang bergerak dalam UKM-UKM di daerah ini. Kita dari Forum Pemberdayaan Masyarakat Padangpariaman saat ini juga gencarnya melatih masyarakat dalam mengolah buah kelapa sampai turunannya menjadi sebuah produk,” kata Ketua Forum Pemberdayaan Masyarakat Padangpariaman Alfi Azriman, Kamis (21/08).

Katanya, UKM-UKM masyarakat yang ada di Kabupaten Padangpariaman saat ini telah dapat menekan angka pengangguran. Bahkan angka kemiskinan juga telah dapat ditekan. Sebab, masyarakat tersebut tidak ingin lagi menjadi seorang pengangguran.

“Kita di forum ini terus memotivasi masyarakat, sekarang baru masyarakat Kecamatan Enam Lingkung untuk tidak menjadi seorang pengangguran. Makanya, mereka kita ajak mereka untuk mengolah buah kelapa sampai turunannya untuk menjadi sebuah produksi, seperti VCO,” katanya.

Terpisah, Nurliyus (32) salah satu warga Korong Kampung Paneh, Korong Air Tajun Kecamatan Lubuk Alung dalam meninkatkan ekonominya membuat sangkar ayam dari bambu. kerajinan tersebut telah dilakukan sejak lama disamping bergerak sebagai petani sawah. Kerajinan tersebut adalah sebuah potret Usaha Kecil Menengah (UKM) di nagari Lubuk Alung.

“Saya membuat sangkar ayam ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi saya memiliki dua orang anak dan istri. Dengan membuat sangkar ayam ini dapat dijual seharga Rp 300 ribu per sangkar ayam. Sampai sekarang tidak ada kendala dalam memasarkan dan membuatnya. Bahan baku masih dapat dicari di kampung ini,” ungkapnya.

Katanya, walaupun harga satu sangkar ayam ini sedikit mahal, namun hasil buatannya sangat kokoh bahkan manusia bisa berdiri disangkar itu tidak akan mudah patah. Dirinya membuat sedemikian rupa agar kualiats dapat dijamin dan lama mafaatnya bagi masyarakat yang membeli kepadanya.

Dikatakan, hampir semua masyarakat yang membeli sangkar ayam kepadanya tidak ada yang mengeluh, karena kualitas dari bambu yang dibelinya dengan harga Rp 2 ribu per batang bambu. “Kita membeli bahan bambu ini kepada masyarakat yang memiliki batang bambu di kampung ini. Sampai sekarang kita masih belum menemukan kendala dalam mendapatkan bahannya,” ujarnya.

Lebih jauh disampainya, sangkar ayam yang dibuat ini tidak terlalu dipasarkannya, karena dirinya juga sibuk sebagai petani. Membuat sangkar ayam ini hanya sebagai usaha sampingan untuk menambah uang belanja rumah tangga. Meski begitu usaha yang telah lama digelutnya ini telah banyak diminati masyarakat, khusus yang memiliki ayam di kampung ini.

Apalagi katanya, dalam mencari bambu dan membuat dirinya sendiri yang mengerjakan. Sehingga dirinya tidak dapat membuat dengan jumlah banyak. Namun demikian, setiap hari dirnya tetap membuat sangkar ayam ini.

“Jadi, harga yang saya tawarkan itu untuk satu sangkar ayam ini tidak terlalu mahal, kalau dibandingan dengan pola kerja pembuatannya. Sebab, sangkar ayam yang saya buat ini kualitasnya dapat dijamin. Makanya, kita menawarkan dengan harga sedikit mahal dari orang yang biasa membuat sangkar ayam di daerah ini,” ujarnya.

Memang katanya, di pasaran orang banyak menjual sangkar ayam di pasaran, tapi sangkar ayam yang dijual tersebut dalam waktu dua bulan telah rusak. Ini sangkar ayam yang dibuatnya ini bisa tahan bertahun-tahun. Bahkan dipakai terus menerus dan tidak terkena air tidak akan mudah rusaknya,” paparnya.

Ketua Baznas Padangpariaman Suhatri Bur mengatakan saat ini baznas telah mengeluarkan berbagai program untuk kemajuan Padangpariaman bersama masyarakat. Mulai dari Padangpariaman cerdas, sehat, sejahtera ekonomi masyarakat dan jenis lainnya.

“Dalam tahun ini kita baznas telah salurkan dana untuk semester pertama kepada masyarakat yang berhak mendapatkannya. Namun, dalam penyaluran dana baznas ini kita sangat selektif dalam menyalurkan kepada masyarakat. Mulai dari melakukan survei ke lapangan kita lakukan. Semua itu kita lakukan agar tidak salah sasaran dalam penyaluran zakat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni mengatakan, pemkab sangat mendukung UKM-UKM masyarakat yang telah ada sekarang. Apalagi UKM tersebut untuk meningkatan ekonomi masyarakat daerah ini.

Bagi masyarakat yang kurang mampu dalam mengerahkan usahanya itu dapat mengajukan proosal kepada Baznas Padangpariaman. Sehingga sesuai dengan prosedur Baznas Padangpariaman pasti akan memberikan bantuan kepada UKM tersebut.

Namun demikian, Pemkab Padangpariaman sangat mendukung gerbarakan masuyarakat yang inginj berusaha. Apalagi pasca gempa bumi tahun 2009 banyak sumber perekonomian masyarakat yang rusak.

“Syukurlah, mereka sekarang mulai bergerak kembali dalam meningkatkan ekonominya masing-masing. Buktinya, sekarang indek pertumbuhan ekonomi masyarakat Padangpariaman pasca gempa 2009 terus meningkat,” tandas Ali Mukhni mengakhiri. (nur)