
Limapuluh Kota, PADANGTODAY.com-Tak terbantahkan, bahwa 2juta lubang resapan biopori (LRB) mengatasi banjir dan sampah serta menjaga kelestarian air bawah tanah. Program ini diaplikasikan di Limapuluh Kota lewat aksi nyata.
“Banjir, sampah, pencemaran udara dan kualitasair yang buruk merupakan kasus yang sering terjadi di kota besar”, kata Bupati Limapuluh Kota dr.Alis Marajo Dt.Sori Marajo pada Pencanangan Gerakan Pembuatan Dua (2) juta Lubang Biopori, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dan Kodim 0306, Rabu (17/9) di halaman Kantor Bupati Sarilamak.
Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi dan mencegah dapak lingkungan yang terjadi dengan pembuatan lubang biopori, kata Alis Marajo.
Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota melalui Badan Lingkungan Hidup dengan didukung oleh Kodim 0306/50 Kota menggagas pembuatan 2 juta Lubang Resapan Biopori dalam mendukung pembangunan berwawasan lingkungan, tambah Alis Marajo.
”Satu keluarga akan mempu mengelola samapah secara mandiri dengan membuat beberapa lubang biopori, membantu pengurangan timbunan sampah sebesar 20 persen sampai tahun 2019,” kata Alis Marajo.
LRB adalah Lubang Silindris yang dibuat secara Vertikal ke dalaman tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melabihikedalaman muka air tanah. 1 lubang biopori akan menampung 7,8 liter sampah organik.
Lubang Resapan Biopori (LRB) teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dan sampah dengan cara meningkatkan daya resapan air.
Mengubah sampah organik menjadi kompos, memamfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit deman berdarah dan malaria. Menjaga kelestarian air bawah tanah dan sebagai “carbon sink” untuk membantu mencegah terjadinya pemanasan global.
MANFAAT BIOPORI
Lubang Biopori atau Sumur Biopori belakangan ini ramai dibicarakan sebagai salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kelestarian lingkungan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan lubang biopori? Bagaimana hal ini dapat bermanfaat bagi kita?
Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.
Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah.
Biopori mencegah banjir. Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta. Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir.
Biopori tempat pembuangan sampah organik. Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dlaam lubang biopori yang kita buat.
Biopori menyuburkan tanaman. Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
Biopori meningkatkan kualitas air tanah. Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.
Banyak manfaat untuk lingkungan kita dengan adanya biopori, maka membuat biopori dapat menjadi salah satu pertimbangan kita agar lingkungan kita menjadi lebih baik.(malin)