Saatnya Pemuda Bangkit Melawan Narkoba
Oleh : Herry Suger
Situasi sekarang memang sangat memprihatinkan. Penyalahguna narkoba tidak saja dari kalangan orang berada saja tetapi juga telah merambah pada kalangan orang tidak mampu sekalipun ada yang kecanduan.
Akibatnya, karena membutuhkan uang untuk memperoleh barang haram itu akhirnya kebanyakan melakukan perbuatan kriminal.
Sedangkan jika dilihat dari jenis pekerjaan maka jumlah pekerja yang terlibat narkoba mencapai 6.833 orang, buruh 3.046 orang, dan penganggur 3.885 orang
Tahun 2018 jumlah penyalah guna narkotika ± 2,8% atau setara dengan ± 5,1 – 5,6 juta jiwa dari populasi penduduk Indonesia. Seseorang yang kecanduan narkoba akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan tak lagi berpikir soal masa depan. Efek adiksi memaksa dirinya hanya berkutat dalam memuaskan dahaga mengonsumsi narkoba. Untuk itu perlu sikap bersama melawan narkoba.
Semangat melawan narkoba inilah diperlukan untuk mendobrak para pemuda dan organisasi kepemudaan di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat untuk kembali memiliki tekad dan semangat yang kuat agar dapat membebaskan dari ancaman narkoba.
Say No To Drugs
Sebab setiap kelemahan yang ada akan selalu dimanfaatkan oleh para sindikat narkoba untuk selalu melemahkan sendi-sendi keuatan pemuda Indonesia.
Peredaran gelap narkoba di Indonesia sengaja dilakukan oleh para sindikat dalam berbagai bentuk bukan semata-mata karena bisnis tetapi ada keinginan-keinginan tersembunyi yang bermaksud untuk merusak dan menghancurkan masa depan pemuda yang kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa.
Hal yang mustahil jika sebuah negara dikendalikan dan dipimpin oleh orang-orang kecanduan narkoba. Oleh karena itu meskipun sedikit terlambat, sebaiknya para pemuda dan organisasi kepemudaan Indonesia, khususnya Sumbar segera memanfaatkan potensi masing-masing untuk memperbarui komitmen dalam melaksanakan upaya P4GN (pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba).
Upaya-upaya yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan saat ini lebih banyak masuk wilayah pencegahan daripada pemberantasan. Namun demikian bila usaha itu didukung sepenuhnya oleh pemerintah kemungkinan hasilnya akan lebih besar.
Dan, untuk bisa melawan diperlukan sebuah gerakan bersama pemuda memerangi narkoba secara terus menerus dan tidak boleh putus. (*)